Makassar, 14 Juni 2025 – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menegaskan dominasinya sebagai pusat keunggulan pendidikan kedokteran swasta di Indonesia. Di momentum Milad ke-33, FK UMI dipercaya menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional (Munas) ke-22 Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) tahun 2025 — sebuah kehormatan prestisius yang hanya diberikan kepada institusi yang terbukti unggul dalam mutu dan tata kelola.
Salah satu agenda paling monumental dalam Munas kali ini adalah Silaturahmi Forum Yayasan dan Rektor, yang berlangsung megah di Maraja Hall, Hotel Rindra, Makassar pada Sabtu, 14 Juni 2025. Forum ini menjadi ajang elite untuk mempertemukan para pengelola yayasan, pimpinan universitas, dan para dekan fakultas kedokteran swasta dari seluruh penjuru Indonesia — membahas strategi besar pengembangan institusi kedokteran swasta ke depan.
Kehadiran para tokoh nasional menambah bobot forum, termasuk Ketua Umum PB AFKSI, Dr. dr. H. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes., serta para Ketua Yayasan, Rektor, dan Dekan Fakultas Kedokteran dari berbagai universitas ternama. Dari tuan rumah UMI, hadir jajaran pimpinan tertinggi: Ketua Pembina YW-UMI Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE., M.Si, Ketua Pengurus YW-UMI Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA, Rektor UMI Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH., dan Dekan FK UMI Dr. dr. Nasruddin AM, Sp.OG(K), MARS., M.Sc., FISQua., AIFO-K.

Dalam forum ini, Universitas Muslim Indonesia menuai pujian bergelombang dari peserta Munas atas kepiawaiannya dalam mengelola institusi secara sistematis, visioner, dan berbasis nilai Islami. Tak sekadar menjadi tuan rumah, UMI justru menjelma menjadi ikon baru tata kelola pendidikan tinggi kedokteran di Indonesia.
Ketua Umum PB AFKSI, Dr. Artha Budi, mengungkapkan apresiasinya secara terbuka, “Ini pertama kalinya dalam sejarah Munas AFKSI kita mengadakan forum yang mempertemukan Yayasan, Rektor, dan Dekan Fakultas Kedokteran secara serentak. FK UMI bukan hanya berhasil menjadi tuan rumah, tapi juga memfasilitasi forum strategis yang menjadi batu loncatan sejarah baru bagi kemajuan FK swasta di Indonesia.”
Ia menegaskan bahwa format forum seperti ini akan menjadi rujukan nasional karena menawarkan pendekatan kolaboratif yang konkret untuk menyatukan arah pengelolaan antara yayasan dan manajemen universitas.
Paparan dari Ketua Pembina YW-UMI, Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE., M.Si., tentang strategi pengelolaan Yayasan Wakaf UMI menjadi salah satu sesi yang paling menginspirasi. Ia menekankan pentingnya yayasan sebagai aktor strategis yang bukan hanya administratif, tapi visioner dan menjadi motor utama kemajuan institusi.
“Yayasan bukan hanya pengurus di balik layar. Yayasan yang ideal adalah mitra sejati rektor dan fakultas dalam mendesain masa depan pendidikan tinggi yang tangguh dan responsif terhadap zaman,” tegasnya dalam pemaparan yang menyentuh banyak peserta forum.
Tak hanya itu, forum ini bahkan memantik ketertarikan luar biasa dari berbagai perguruan tinggi swasta lainnya yang secara terbuka mengusulkan program benchmarking ke UMI untuk belajar langsung tentang tata kelola Yayasan Wakaf yang sukses menopang sistem akademik unggul.
Salah satu peserta forum menyampaikan secara langsung, “Paparan dari Prof. Mansyur sangat menggugah. Ini menjadi titik terang bagaimana relasi harmonis antara yayasan dan manajemen universitas dapat melahirkan institusi yang tangguh, kompetitif, dan penuh integritas.”
Munas AFKSI 2025 di bawah tuan rumah FK UMI tak hanya menorehkan sejarah, tapi juga menjadi landmark nasional dalam sinergi dan strategi pengembangan fakultas kedokteran swasta. UMI tidak sekadar menjadi fasilitator, tapi naik kelas sebagai ikon reformasi tata kelola pendidikan tinggi kedokteran berbasis mutu, kolaborasi, dan nilai Islam.