Prodi Spesialis Obstetri dan Ginekologi Segera Hadir di Fakultas Kedokteran UMI

Makassar, fk.umi.ac.id – Selasa 07 Mei 2024, Tim Direktorat Kelembagaan Dikti melakukan evaluasi lapangan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muslim Indonesia (UMI) untuk pembukaan Program Studi (Prodi) Spesialis Obstetri dan Ginekologi, tim evaluasi lapangan disambut hangat oleh Ketua Pembina YW-UMI, Ketua Pengurus YW-UMI, Rektor UMI, Kepala LLDIKTI IX, dan Dekan FK-UMI beserta para Dosen dan Tenaga Kependidikan FK-UMI di Aula Prof. dr. H. Abd. Razak Datu, Ph.D. Lt. 2 FK-UMI

Tim evaluasi lapangan terdiri dari Koordinator Pengembangan Kelembagaan PT DIKTI Deny Kurniawan, M.Sc.,Ph.D., Kemenkes Dr. Akemat, SKP.,M.Kep., Direktur Akreditasi LAM-PTKes Dr. Soetrisno, MA., Ketua Divisi Pendidikan konsil Kedokteran Indonesia Prof. dr. Mariatul Fadilah, Tim Evaluator DIKTI Prof. dr. Dany Hilmanto.

Selanjutnya Direktorat Kelembagaan DIKTI Lingga Kresna Adiputra, Tim Evaluator DIKTI Dr. Diah Kurnia Mirawati, AIPKI Dr. Maftuchah Rochmanti, ARSPI dr. Rita Rogayah, IDI Dr. dr. Amir Syafruddin dan Ketua Kelogium Obgin Prof. dr. Andon Hestiantoro.

Kepala LLDikti Wilayah IX Sultanbatara yang diwakili Kooridnator Kelembagaan, akademik, dan kemahasiswaan Dr Lusman MM mengatakan tim evaluasi bersama ini untuk melihat langsung kesiapan FK UMI terkait pengusulan spesialis, visitasi kurikulum hingga sumber daya manusia (SDM).

Ia menjelaskan, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) pada Februari lalu telah konsultasikan usulan UMI, kemudian ditandatangani untuk diteruskan ke Kemenkes dan akhirnya keluar rekomendasi rencana pembukaan prodi.

“Jika SK pembukaan turun maka UMI menjadi PTS pertama membuka Prodi Obstetri dan Ginekologi. Kami berharap bulan Mei ini SK sudah terbit dan tentu turut menjadi kebanggaan kita di LLDikti IX,” ujarnya pada acara konferensi pers di FK UMI Makassar.

Rektor UMI Prof Dr. H. Sufirman Rahman, SH.,MH. dalam pembukaannya menyampaikan kekurangan untuk tenaga spesialis khusus Obstetri dan Ginekologi itu secara keseluruhan 72 ribu tenaga, untuk menjawab kebutuhan di situlah UMI hadir.

Dekan Fakultas Kedokteran UMI Dr dr H Nasrudin Andi Mappaware, Sp.OG(K), MARS, M.Sc, FISQua mengatakan FK UMI sudah memulai langkah pembukaan Prodi Spesialis sejak empat tahun yang lalu. Dia juga menjelaskan, dari 113 Fakultas Kedokteran di Indonesia, baru ada 17 perguruan tinggi yang berhasil membuka program studi spesialis, itu pun kata dia semuanya berasal dari perguruan tinggi negeri (PTN).

“Jika UMI sudah berhasil buka maka ini menjadi yang ke-18 dan kami merupakan perguruan tinggi swasta pertama di indonesia,” lanjut Dekan FK UMI.

Ia menjelaskan, ada beberapa syarat yang memang sangat sulit dipenuhi, diantaranya harus memiliki minimal lima dokter spesialis sebagai tenaga pengajar.

“Jika dulu harus ada dokter spesialisnya minimal lima orang, sekarang sudah lebih relaksasi syaratnya. Karena kalau spesialis masih ada lebih dalam lagi yakni sub spesialis. Ini yang paling penting,” katanya.

Ia menjelaskan, memang banyak lembaga yang harus melakukan evaluasi untuk pembukaan program studi spesialis tersebut, karena bukan hanya dilihat dari universitas, tapi sarana prasarana hingga sumber daya manusianya. Keunggulan UMI karena memiliki Rumah Sakit Ibnu Sina yang milik sendiri.

Menurutnya, umumnya setelah observasi lapangan tim dari LLDikti akan membahas langsung untuk hasil dari evaluasinya. Dirinya berharap pekan kedua atau bulan Mei sudah keluar SK pembukaan prodi tersebut, tutupnya.

Leave a Reply